Kamis, 06 November 2014

MODEL PENGELOLAAN DAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP



Tugas Merangkum
MODEL PENGELOLAAN DAN
PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
UNIT 2
Oleh:
Kelompok V
Arifatul Hidayah                     (A1B3 13 118)
Muhamad Alamsyah Rahim    (A1B3 13 119)
Satriwan Fitri Setiawan            (A1B3 13 094)
Marseilan                                (A1B3 13 081)
Pardiyanto                               (A1B3 13 120)
Cyndi Riski Aulia S.                (A1B3 13 121)
KELAS IIIC

PROGRAM STUDI PGSD-S1
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
MODEL PENGELOLAAN DAN
PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

Pada pembahasan ini kita akan mempelajari model-model pengelolaan PKR dan metode pembelajaran dalam PKR. Setelah kita mempelajari materi pembelajaran ini diharap kita mempunyai kemampuan untuk dapat:
1.      Menjelaskan prinsip dan model pengelolaan PKR
2.      Membandingkan berbagai model pengelolaan PKR di SD
3.      Menjelaskan prinsip dedaktik metodik PKR
4.      Menerapkan prosedur dasar PKR
5.      Menerapkan berbagai model interaksi kelas dalam PKR
Menguasai kemampuan pembelajaran dalam PKR penting bagi setiap guru kelas, baik yang selalu mengajar kelas rangkap di SD kecil maupun sewaktu-waktu harus mengajar kelas rangkap karena ada guru lain yang terpaksa tidak hadir mengajar. Apabila kita tampil dengan mantap maka, murid kitapun akan merasa senang untuk belajar karena suasana kelas lebih menarik, menantang dan menyenangkan.
Agar kita dapat tampil sebagai guru PKR yang mantap, dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan model pengelolaan dan pembelajaran kelas rangkap sebagai berikut:
1.      Prinsip dan model pengelolaan PKR
2.      Prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar PKR
3.      Model interaksi kelas dalam PKR.



A.   PRINSIP DAN MODEL PENGELOLAAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
Rumusan  singkat mengenai ciri-ciri utama Pembelajran Kelas Rangkap sebagai berikut.
Pembelajran Kelas Rangkap (PKR) adalah :
·         Seorang guru
·         Menghadapi dua kelas atau lebih, atau satu kelas dengan dua atau beberapa kelompok murid yang berbeda kemampuan.
·         Untuk membimbing belajar dalam satu mata pelajaran atau lebih, atau beberapa topik berbeda dalam satu mata pelajaran.
·         Dalam satu atau lebih dalam satu ruangan.
·         Pada jam pelajaran yang bersamaan.
Pada sub unit 2 ini akan dipelajari 3 model pembelajaran kelas rangkap dan pengelolaannya sebagai berikut.
1.      Model PKR 221          : dua kelas, dua mata pelajaran, satu ruangan.
2.      Model PKR 222          : dua kelas, dua mata pelajaran, dua ruangan.
3.      Model PKR 333          : tiga kelas, tiga mata pelajaran, tiga ruangan.

1.    Model PKR 221
Pada model PKR 221 ini, seorang guru mengajar dua kelas misalkan kelas 5 dan kelas 6, dengan dua mata pelajaran IPS dan IPA, dalam suatu ruangan.
Langkah-langkah pembelajaran pada model ini, dapat diperhatikan matriks berikut ini.
Kegiatan/waktu
Kelas V (IPS)
Kelas VI (IPA)
1.      Pendahuluan (10*)
Pengantar dua pengarahan dalam satu ruangan: penjelaskaan scenario dan hasil belajar
2.      Kegiatan inti 1 (20*)
Tugas individual
Kerja kelompok
3.      Kegiatan inti 2 (20*)
Kerja kelompok
Ceramah Tanya jawab
4.      Kegiatan inti 3 (20*)
Ceramah, kerja keompok
Diskusi, Tanya jawab
5.      Penutup (10*)
Review, penatan, komentar dan tindak lanjut. Persiapan kegiatan belajar berikutnya

Dengan menerapkan model PKR ini, ikutilah petunjuk sebagai berikut.
a.       Pada kegiatan pendahuluan, lebih kurang 10 menit pertama, guru memberikan pengantar dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis di bagi dua. Tuliskan topic dan hasil belajar yang diharapkan dari kelas 5 dan kelas 6. Ikut langkah-langkah untuk masing-masing kelas yang akan di tempuh selama pertemuan.
b.      Pada bagian inti 1,2,3, lebih kurang 60 menit, terapkan aneka metode yang sesuai dengan tujuan untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan berlangsung adakan pemantapan, bimbingan, balikan sesuai dengan keperluan. Gunakan keterampilan dasar yang sesuai.
c.       Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir, berdirilah di depan kelas menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviuw atas materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Kemudian berikan tindak lanjut berupa beberapa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau mungkin untuk hari berikutnya.

2.    Modul PKR 222
Pada model pembelajaran kelas rangkap 222, guru menghadapi dua kelas. Misalnya kelas 5 dan kelas 6, untuk mengajar matematika di kelas 5 dan IPA di kelas 6. Topik yang di ajarkan tidak memiliki saling keterkaitan. Proses berlangsung dalam dua ruangan berdekatan yang berhubungan dengan pintu. Langkah-langkah pembelajaran dapat diperhatikan matrik berikut ini.
Kegiatan/waktu
Kelas V (matematika)
Kelas VI (IPA)
1.      Pendahuluan (10’)
Pengantar dan pengarahan umum diberikan secara bersama dalam dua ruangan yang berhubungan, penjelasan scenario dan hasil belajar.
2.      Kegiatan inti 1(15’)
Penjelasan guru
Kegiatan individual
3.      Kegiatan inti 2(15’)
Tanya jawab
Kegiatan individual
4.      Kegiatan inti 3(15’)
Kerja individual
Tanya jawab
5.      Kegiatan inti 4(15’)
Kerja individual
Tanya jawab
6.      Penutup (10’)
Reviuw umum, pergantian, penguatan, tindak lanjut, tugas. Pengantar jam pelajaran berikutnya.
Untuk menerapkan model ini kita perlu mngikuti pentunjuk sebagai berikut.
a.       Pada kegiatan pandahuluan lebih kurang 10 menit pertama, satukan murid kelas V dan kelas VI dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan pengarahan umum seperti yang kita lakukan pada model PKR 221. Bila tidak mungkin menyatukan murid dalam satu ruangan, gunakan halaman atau teras, dan bila tidak mungkin lagi murid tetap diruang masing-masing tetapi guru berada di depan pintu yang menghubungkan antara dua kelas.
b.      Pada kegiatan inti lebi kurang 60 menit berikutnya, tetapkan aneka metode yang sesuai untuk masing-masing kelas. Yang perlu di perhatikan adalah jangan sampai pada saat kita sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang lain tidak ada kegiatan sehingga murid ribut. Atur kepindahan kita sebagai guru dari ruang ke ruang secara seimbang, artinya jangan banyak menggunakan waktu di satu ruang. Ada saat dimana kita harus di pintu penghubung.
c.       Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir berdirilah di pintu penghubung menghadapi kedua kelas untuk mengadakan review umum mengenai materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai dengan keperluan. Setelah itu, berikan tindak lanjut berupa tugas untuk masing-masing kelas, kemudian persiapan untuk jam pelajaran.
d.      Sebaiknya, untuk menerapkan model PKR 222 ini, aturlah tempat duduk murid sedemikian rupa sehingga pandangan murid mengarah kedepan dan kearah pintu penghubung.

3.    Mdel PKR 333
Pada model pembelajaran kelas rangkap 333 guru menghadapi tiga kelas untuk mengajarkan tiga mata pelajaran. Misalnya kelas 4 dengan mata pelajaran matematika, kelas 5 dengan mata pelajaran  IPS, dan kelas 6 dengan mata pelajaran IPA dalam 3 ruangan. Untuk memahami langkah-langkah pembelajaran perhatikan matrik berikut ini.
Kegiatan/waktu
Kelas IV (Mat)
Kelas V(IPS)
Kelas VI (IPA)
Pendahuluan (10’)
Pengantar dan pengarahan umum diberikan secara bersama-sama di salah satu ruangan. Penjelasan scenario dan hasil belajar yang ingin dicapai.
Kegiatan inti 1. 20’
Tugas individual
Kerja kelompok
Ceramah dan Tanya jawab
Kegiatan inti 2. 20’
Ceramah dan Tanya jawab
Tugas individual
Kerja kelompok
Kegiatan inti 3. 20’
Kerja kelompok
Ceramah dan Tanya jawab
Tugas individual
Penutup 20’
Review penguatan atau komentar dan tindak lanjut. Persiapan kegiatan belajar berikutnya.

Untuk menerapkan model ini, kita perlu mengikuti petunjuk berikut ini.
a.       Pada kegiatan lebih kurang 10 menit pertama, kumpulkan semua murid kelas 4, 5, dan 6 dalam satu ruangan yang cukup. Berikan pengantar dan pengarahan umum. Bila tidak mungkin menyatukan murid dalam satu ruangan, dapat mencari tempat di luar ruangan misalnya di halaman sekolah atau taman sambil berdiri atau duduk. Berikan pengantar atau pengarahan yang berisi prosedur kegiatan belajar yang akan dilakukan oleh semua murid.
b.      Pada kegiatan ini lebih kurang 60 menit, terapkan berbagai metode yang cocok dengan memanfaatkan sumber belajara yang tersedia. Penggunaan lembar kerja murid sangat di anjurkan terutama pada kegiatan belajar murid yang bersifat mandiri. Dengan demikian kegiatan belajar murid tidak banyak tergantung pada kehadiran guru di muka kelas atau tempat belajar. Tingkatkan kadar kemandirin belajar murid. Proses saling membimbing antar tutor sangat di anjurkan. Guru selalu memanfaatkan kegiatan murid dan untuk ini guru berada diantara masing-masing kelompok.
c.       Pada kegiata penutup lebih kurang 10 menit terakhir, guru harus berada diantara masing-masing kelompok atau kelas untuk mengadakan review umum tentang kegiatan belajar yang telah dilakukan murid. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Selanjutnya berikan tindak lanjut berupa tugas kepada masing-masing kelas. Kemukakan hal-hal yang perlu di persiapkan untuk pembelajaran berikutnya.
d.      Model PKR 333 ini memang agak rumit dalam pengelolahannya. Maka kita harus memiliki gaya gerak pedagogis yang tinggi. Keunggulan metode ini adalah terletak pada intensitas kemandirian belajar setiap kelas dan terbebas dari situasi belajar kelas lainnya.


B.     PRINSIP DIDAKTIK-METODIK DAN PROSEDUR DASAR PKR
Didaktik berasal dari bahasa latin didasco/didascein yang berarti saya mengajar, kemudian secara popular diartikan sebagai ilmu mengajar atau pengetahuan tentang bagaimana mengajar. Metodik juga berasal dari bahasa latin yang artinya metodos atau jalan ke, dan secara popular diartikan sebagai cara atau strategi mengajar.
Cara atau strategi mengajar pada dasarnya berkenan dengan penataan urutan kegiatan pembelajaran. Secara operasional dapat dirinci menjadi bagaimana membuka pembelajaran, mengisi kegiatan inti pembelajaran dan mengakhiri pembelajaran. Nah itulah hakekat dari metodik. Sementara itu ilmu mengajar atau dedaktik berkenaan dengan bagaimana menerapkan teori dan konsep psikologis, sosiologis, komunikasi dan dari ilmu lain yang sesuai dalam upaya membimbing dan menciptakan situasi belajar. Jadi, didaktik sebenarnya merupakan ilmu terapan atau ilmu pendidikan praktis.
Dengan menggunakan konsep didaktik dan metodik seperti di uraikan, maka yang dimaksud dengan prinsip-prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar pembelajaran kelas rangkap dalam unit ini adalah:
1.      Konsep-konsep pembelajaran yang relevan dan perlu diterapkan dalam PKR sehingga membentuk suatu system.
2.      Keterampilan procedural pembelajaran, khususnya berkenaan dengan membuka dan menutup pembelajaran, mendorong belajar aktif dan belajar mandiri, dan mengelolah kelas PKR.

1.    Membuka dan Menutup Pembelajaran
Sebagai seorang guru, kita tidak asing lagi dengan kegiatan membuka dan mengakhiri pembelajaran. Karena kedua kegiatan itu dilakukan setiap kali mengajar. Namun setiap gur mempunyai kebiasaan atau cara yang berbeda dengan gur lainnya. Mengapa demikian? Mengajar memiliki sisi keilmuan dan sisi kiat atau seni. Dan yang membedakan perilaku mengajar guru adalah dalam hal seni atau kiatnya.seni atau kiatnya itu berkenaan dengan bagaimana guru menciptakan interaksi belajar mengajar yang berhasil, menarik dan menyenangkan. Sedangkan dari sisi keilmuan berkenaan dengan penalaran guru apa, mengapa, dan bagaimana membelajarkan murid. Dimana hal ini mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan, serta intelektual guru yang memadai.
Baiklah! Mari kita mengkaji bagaimana membuka dan mengakhiri pelajaran dalam situasi pembelajaran kelas rangkap (PKR)
a.    Membuka Pelajaran
Dalam membuka pelajaran ada empat hal pokok yang harus dilakukan oleh guru yaitu:
1)      Menarik perhatian murid
2)      Menimbulkan motivasi belajar
3)      Memberi acuan belajar
4)      Membuat kajian materi
Pahamilah dan hayati dangan baik keempat pokok tersebut akan kita bahas satu demi satu sebagai berikut.
1)   Menarik Perhatian Murid
Mengajar murid dalam PKR memerlukan perhatian khusus, Karena kita akan berhadapan dengan kelompok murid lebih dari satu kelas pada saat bersamaan. Pada awal pelajaran sebaiknya semua kelas menjadi satu. Gunakan ruangan yang cukup atau diluar kelas. Bila PKR dilaksanakan dalam satu ruangan, setelah pembukaan kita tinggal meneruskan mengatur penempatan murid tiap kelas dalam ruangan itu. Tetapi bila PKR dilaksanakan lebih dari satu ruangan, maka setelah pembukaan murid dapat menuju ruangan kelasnya masing-masing untuk meneruskan pelajaran. Sedapat mungkin hindari melakukan pembukaan pelajaran secara bergilir, sebab hal ini dapat mengakibatkan waktu tunggu dikelas-kelas berikutnya. Dan bila hal itu terjadi maka waktu belajar murid diruang lain menjadi berkurang.
Ada berbagai cara untuk membuka pelajaran dapat kita lakukan antara lain dengan:
-          Memperlihatkan benda, alat, gambar yang berhubungan dengan materi pelajaran.
-          Memberikan salam dan aba-aba perhatian
-          Membunyikan sesuatu misalnya peluit.
Semua itu dilakukan untuk menarik perhatian murid agar memperhatikan guru. Dapatkah anda menyebutkan cara-cara lain menurut pengalaman anda untuk menarik perhatian murid. Ingatlah menarik perhatian merupakan langkah pertama dalam membuka pelajaran, dan banyak cara yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian murid.
2)   Minimbulkan motivasi
Motivasi belajar sangat penting dimiliki oleh setiap murid dalam belajar. Bagaimanapun guru dapat mendorong murid untuk mampu dan terbiasa dalam belajar juga sangat penting. Motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam diri murid dan dari luar diri murid untuk mengalami perubahan perilaku dalam bentuk pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan. Motivasi yang berasal dari diri murid tersebut motivasi instrinsic, misalnya kemauan, kebutuhan, semangat, rasa senang dan sebagainya. Motivasi yang berasal dari luar diri murid disebut motivasi ekstrinsik, mislanya guru dan apa saja yang dibuat guru untuk membuat murid mau, mampu dan bias belajar, bahkan lingkungan belajar, kelas, bahan, sumber belajar dan sebagainya. Motivasi belajar instrinsik dan ekstrinsik harus ditimbulkan secara terpadu.
Dengan demikian kedua motivasi tersebut menjadikan energy atau daya yang dapat menggerakkan murid untuk belajar, yaitu mengalami perubahan perilaku. Ada empat cara yang dapat dilakukan guru PKR dalam menimbulkan motivasi yaitu:
a)      Kehangatan Dan Semangat
Kehangatan seorang guru terhadap muridnya nampak pada penampilannya yang ceria dan bersahabat, tidak angker dan tidak menakutkan. Ada perhatian yang penuh dengan kesungguhan dan ketulusan, tidak memberi kesan asal-asalan dan tidak terpaksa.
Semangat atau keantusiasan guru dalam menghadapi muridnya nampak dari bagaimana santun bahasanya yang akrab. Bersemangat atau ada gairah dalam melakukan tugasnya sebagai guru.
b)      Menimbulkan Rasa Ingin Tahu
Rasa ingin tahu murid tampak dari adanya perhatian murid pada saat guru berbicara atau bertanya terhadap materi dan kaitan materi yang sedang dipelajari. Untuk dapat menimbulkan rasa ingin tahu guru harus berfikir dan berbicara secara logis dan sistematis. Misalnya, bila guru akan mengajarkan konsep makanan yang bergizi, maka murid akan bertanya pada murid sebagai berikut “ anak-anak dapatkah kamu menyebutkan makanan yang kita makan sehari-hari?”  apa lagi? Siapa yang dapat menyebutkan! Apa yang kalian sebutkan banyak yang benar. Mari kita lihat sekarang tentang cirri-ciri makanan bergizi.
c)      Mengemukakan Ide Yang Bertentangan
Ide atau pendapat yang bertentangan dapat menimbulkan disonansi kognitif yaitu situasi dalam pikiran seseorang yang penuh pertanyaan. Dan pada gilirannya yang bertentangan guru dapat menyajikan suatu kasus atau cerita bermasalah. Kasus itu dapat berupa kejadian yang sesungguhnya. Misalnya diambil dari berita disurat kabar.
d)      Memperhatikan Minat Siswa
Minat dapat diartikan sebagai rasa tertarik pada sesuatu. Minat seseorang biasanya nampak dari perhatian dan kebiasaan. Minat seseorang dapat terpusat pada sesuatu hal yang dirasakan member kepuasan batin atau tuntunan. Setiap orang memiliki minat yang berbeda dari orang lain. Baik dalam jenis maupun kadarnya. Minat juga berkaitan dengan kebutuhan. Misalnya seseorang yang memiliki kebutuhan rasa aman, biasanya ia punya minat pada olahraga beladiri. Oleh karena itu hendaknya guru dapat memperhatikan minat murid, motivasi harus dikaitkan pada fariasi minat murid.
3)   Memberi Acuan Belajar
Ada beberapa cara dalam memberikan acuan yaitu:
a)      Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas
Tujuan merupakan gambaran perilaku yang di harapkan terbentuk setelah proses pembelajaran. Pada awal pembelajaran guru harus mengemukakan tujuan pembelajaran, hal ini penting agar dapat memberi arah pada proses belajar. Dalam PKR, tujuan pasti bersifat multi level dan multi dimensional. Tujuan belajar untuk kelas IV, V, VI dalam PKR pasti memiliki tujuan yang beraneka dalam tingkat kelas maupun bidangnya.
Sebagai contoh tujuan yang berrsifat multi level dan multi dimensional adalah: Kelas IV dan kelas V belajar IPS dengan topic kekayaan alam. Tujuan yang diharapkan bagi murid kelas IV adalah murid dapat mengidentifikasi sumberdaya alam. Sedang untuk kelas V murid dapat member contoh pemanfaatan sumber daya alam. Kelas VI akan belajar PPKN dengan tujuan agar murid dapat memecahkan kasus pencemaran lingkungan dari sudut hokum.
Batas tugas merupakan garis batas yang dapat dipakai pedoman oleh murid seberapa jauh mereka harus melakukan tugas atau pengalaman belajar. Batas tugas secara konseptual tampak dalam tujuan dan prosedur kegiatan belajar yang akan dilalui. Baik batas tugas maupun tujuan sebaiknya dikemukakan pada awal pelajaran sebagai acuan bagi murid dan juga bagi guru dalam menjalani proses pembelajaran pada tahap kegiatan yang akan berlangsung.
b)      Langkah-langkah yang akan ditempuh
Langkah-langkah yang akan ditempuh sering disebut strategi instruksional. Langkah-langkah tersebut berisi urutan kegiatan yang dirancang oleh guru dalam mencapai tujuan belajar. Dalam PKR 321, harus dikemukakan dengan jelas urutan kegiatan yang harus dilakaukan oleh masing-masing kelas IV, V dan VI. Dengan demikian pada masing-masing kelas itu akan dapat memperoleh pengalaman belajar yang sistematis dan terancang untuk mencapai tujuan dengan baik.
c)      Mengikatkan masalah pokok yang akan dibahas
Pada setiap tahap kegiatan pembelajaran harus ditemukan apa yang menjadi masalah pokok sebagai pusat preses perhatian belajar. Masalah pokok biasanya berupa konsep yang akan dibahas. Dan masalah pokok perlu dikemukakan pada awal pelajaran.
d)      Mengajukan Pertanyaan
Pada awal pelajaran guru dapat mengajukan pertanyaan. Maksudnya sebagai pemandu awal yang berfungsi member acuan bagi murid dalam belajar. Pertanyaan pemicu dapat dikaitkan dengan benda, peristiwa, gambar yang digunakan guru untuk menarik perhatian murid. Pertanyaan pemicu dapat disusun mulai dari pertanyaan sederhana misalnya apa, dimana, tahun berapa, sampai pertanyaan yang lebih rumit misalnya mengapa, bagaimana, apa akibatnya dan sebagainya.
4)   Membuat Kaitan Materi
Membuat kaitan meteri pada awal pelajaran sangat penting karena akan menghubungkan pengalaman lama dangan pengalaman baru. Bila pengalaman lama dengan pengalaman baru dapat dihubungkan dengan pengalaman baru maka proses belajar akan berlangsung lebih bermakna. Membangun kaitan dengan memulai:
a)      Pertanyaan apersepsi, yaitu pertanyaan mengenai bahan lama yang telah di pelajari sebelumnya. Dari pertanyaan ini di harapkan dapat diperoleh jawaban yang menggambarkan perilaku awal murid,yang berupa sikap, nilai, keterampilan yang telah dikuasai sebelum memulai pelajaran baru.
b)      Merangkum materi yang lalu dengan maksud untuk mematahkan apa saja yang telah dipelajari murud.
Apabila jawaban pertanyaan apersepsi dan rangkuman dipadukan, maka guru akan dapat membaca bekal belajar murid sehingga materi baru dapat dikaitkan untuk menghasilkan proses belajar yang bermakna. Bagi murid akan dapat melihat nilai tambah apa yang diperoleh setelah mempelajari materi baru.
b.    Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran sama pentingnya dengan membuka pelajaran, walaupun berbeda tujuan dan fungsinya. Untuk menutup pelajaran sebaiknya dilakukan secara bersama-sama dimana semua murid kelas yang dirangkap hadir dalam satu ruangan atau satu tempat.
Ada tiga kegiatan pokok yang harus dilakukan guru dalam meutup pelajaran yaitu:
1)   Meninjau Kembali
Untuk mengecek apakah pengalaman belajar murid sudah memenuhi tuntutan pedagogis sebagaimana di syratkan dalam tujuan perlu ditinjau kembali. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan cara merangkum atau membuat ringkasan. Rangkuman sebaiknya dibuat guru dengan melibatkan murid. Dengan demikian murid dapat memahami apa saja yang telah dipelajari dalam pembelajaran.
2)   Mengadakan Evaluasi Penguasaan Murid
Salah satu indicator keberhasilan pembelajaran adalah tercapai tidaknya penguasaan murid dengan tujuan yang digariskan. Untuk maksud tersebut guru perlu mengadakan evaluasi formatif  pada akhir pelajaran. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan cara:
a)      Mendemonstrasikan keterampilan
b)      Menerapkan ide baru pada situasi lain
c)      Mengemukakan pendapat sendiri
d)      Memberikan soal-soal secara tertulis

3)   Memberikan Tindak Lanjut
Tindak lanjut berfungsi untuk menghubungkan materi dan pengalaman belajar baru dengan pengalaman yang akan dating. Tindak lanjut dapat dilakukan dengan cara member pekerjaan rumah, merancang sesuatu, mengkomunikasikan sesuatu.
2.    Mendorong Belajar Aktif dan Membiasakan Belajar Mandiri.
Pada hakekatnya belajar itu dalam adanya perubahan. Perubahan berkenaan dengan pengetahuan, nilai dan sikap, keterampilan dan kebiasaan belajar. Perubahan pengetahuan melalui proses pemahaman, sedang nilai dan sikap melalui penghayatan. Keterampilan berubah melalui proses latihan, sedang kebiasaan belajar berubah melalui pembiasaan atau habituasi. Semua proses perubahan itu terjadi dalam diri individu.
Dengan demikian dalam proses belajar individuallah yang aktif, oleh karena itu proses pembelajaran yang baik adalah proses yang memungkinkan murid belajar secara mandiri. Belajar mandiri adalah proses memperoleh pengetahuan, nilai dan sikap, keterampilan dan kebiasaan belajar melalui pemanfaatan rangsangan dari luar diri murid untuk membangkitkan kemampuan belajar secara optimal. Untuk dapat menumbuhkan proses belajar mendiri perlu perlu diciptakan iklim belajar yang baik, yang ditandai oleh adanya suasana hangat, menarik dan menyenangkan.
Ada beberapa alasan yang dapat kita simak, mengapa belajar mandiri perlu digalakkan.
a.       Ada bukti yang kuat bahwa individu yang berinisiatif dalam belajar dapat belajar lebih banyak, dan lebih baik dari pada individu yang tergantung pada guru.
b.      Belajar mandiri lebih sesuai dengan prose salami perkembangan mental individu.
c.       Perkembangan baru dalam berbagai aspek pendidikan menampilkan murid sebagai pelajar yang aktif (Knowles. 1975).
Untuk dapat mengembangkan murid sebagai pelajar yang aktif, guru PKR perlu menguasai beberapa keterampilan seperti berikut:
a.    Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Metode pembelajaran yang paling potensial dalam PKR adalah metode diskusi atau kerja kelompok, terutama kelompok kecil. Apalagi karena kelas PKR di SD kecil sejumlah muridnya sedikit. Kelompok kecil dalam kelas PKR bisa dibentuk untuk masing-masing kelas atau lintas kelas. Besar kelompok tergantung pada jumlah murid, kelompok terkecil berjumlah 2 orang dan paling besar 5 orang.
Keterampilan yang perlu dikuasai guru PKR dalam menata diskusi atau kerja kelompok kecil adalah:
1)      Memusatkan perhatian murid
2)      Memperjelas masalah yang menjadi pusat perhatian
3)      Menganalisis pendapat murid
4)      Memberi kesempatan kepada murid untuk mengeluarkan pendapat
5)      Memeratakan kesempatan untuk berbicara
6)      Memacu proses berfikir murid
7)      Menutup diskusi dengan laporan

b.    Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Di SD kecil, ada kalanya yang dihadapi hanya 1-2 orang dalam satu kelas, sehingga dapat dirangkap dengan kelas lain yang jumlahnya lebih banyak meskipun tak sebanyak kelas normal. Bahkan ada SD yang jumlah murid seluruhnya hanya 15-20 orang. Ruangan yang digunakan hanya satu ruang dengan atau tanpa sekat. Untuk menghadapi situasi semacam ini, guru PKR dituntut untuk menguasai keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan ada sejumlah peran guru yang perlu dihayati yaitu guru sebagai:
1)      Penata kegiatan belajar-mengajar
2)      Sumber informasi bagi murid
3)      Pendorong belajar siswa
4)      Penyedia materi dan pembuka kesempatan belajar murid
5)      Pendiagnosis kebutuhan belajar murid
6)      Member kemudahan belajar sesuai kebutuhan murid
7)      Mitra kerja dalam kegiatan belajar
Agar dapat memainkan peran-peran tersebut diatas guru PKR perlu menguasai sejumlah keterampilan sebagai berikut:
1)      Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi.
o   Tindakan perhatian yang hangat
o   Dengarkan pendapat murid
o   Berikan respon yang positif
o   Ciptakan hubungan saling percaya
o   Tunjukan kesediaan membantu murid
o   Bersikaplah terbuka terhadap perasaan murid
o   Kendalikan situasi agar murid merasa aman
2)      Keterampilan menata kegiatan belajar-mengajar
o   Adakan pengenalan umum mengenai isi dan latar kegiatan belajar
o   Gunakan fariasi kegiatan sesuai kebutuhan
o   Adakan pengelompokan murid sesuai dengan tujuan
o   Jangan lupa mengkoordinasikan aneka kegiatan yang berlangsung
o   Berikan perhatian pada berbagai tugas yang diberikan
o   Usahakan pada akhir kegiatan selalu ada penyimpulan
3)      Keterampilan mengarahkan dan member kemudahan belajar
o   Berikan penguatan terhadap perilaku murid yang baik
o   Bersikap tanggap terhadap keadaan murid
o   Berikan bantuan belajar sesuai kebutuhan untuk belajar lebih lanjut
o   Adakan pemantapan terhadap kegiatan kelompok dan perorangan

c.    Mengadakan Variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi murid serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan
Variasi juga disebut keanekaragaman. Dalam pembelajaran, keanekaragaman menyangkut gaya mengajar, media, sumber, dan pola interaksi serta kegiatan belajar-mengajar. Marilah sekarang kita mengkaji ketiga jenis fariasi tersebut.
1)   Variasi Gaya Mengajar
Gaya mengajar adalah pola penampilan guru dalam mengolah dan mengelolah rangsangan belajar dan lingkungan belajar yang memungkinkan tumbuhnya dinamika proses belajar murid. Dinamika proses belajar tercermin pada perhatian, semangat, dan rasa senang, betah atau keasikan murid dalam mempelajari sesuatu.
Penampilan mengajar guru diwarnai oleh keterampilam guru dalam:
a.       Bicara: kecepatan, kejernihan, tekanan, volume dan kefasihan.
b.      Perhatian: pemusatan perhatian murid, persebaran perhatian pada kegiatan murid secara bersamaan.
c.       Kesenyapan: berhenti bicara sebentar untuk mendapatkan ide.
d.      Kontak pandang: semua murid mendapat tatapan hangat dari guru.
e.       Olah gerak dan mimic: gerak fisik dan tampilan wajah.
f.        Alih posisi: berdiri yang memungkinkan murid merasakan perhatian sama.

2)   Variasi Media Dan Sumber
Media adalah alat dan behan yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pesan yang dapat berupa ide, informasi, pendapat kapada murid. Media dapat berbentuk visual (terlihat), audio(terdengar) dan teraba. Coba carilah contohnya!
Sumber adalah benda, manusia, situasi yang berisikan/menghasilkan informasi, data, fakta, ide, rangsangan yang dapat digunakan oleh guru dan murid dalam berkomunikasi. Sember dapat berupa barang cetak(buku, modul), bahan terekam (kaset audio), bahan tersiar (radio, TV), manusia sumber, dan pengaruh yang di timbulkan oleh masing-masing jenis sumber tersebut.
Keterampilan guru memenfaatkan aneka ragam media dan sumber secara tepat guna dan layak dapat membangun suasana belajar-mengajar yang menarik, menantang, menyenangkan, dan mengasikkan. Untuk itu guru sebaiknya terampil dalam memilih, menyelesaikan, menggunakan dan bila mungkin mengolah kembali media dan sumber sesuai kebutuhan.
3)   Variasi Pola Interaksi Dan Kegiatan
Pola interaksi dari guru dengan murid dalam kegiatan belajar-mengajar sangat beraneka ragam, mulai dari yang didominasi guru sampai kegiatan yang dilakukan sendiri oleh murid. Proses belajar murid harus di artikan sebagai aktifitas individu dalam membangun pengetahuan melalui pengalaman. Pengalaman belajar yang baik dan bermakna adalah pengalaman belajar yang dibangun melalui aneka ragam pola interaksi dan kegiatan yang sengaja dikembangkan oleh guru. Oleh karena itu guru harus menguasai pola interaksi dan kegiatan.
Bila dilihat dari jumlah peserta murid dalam suatu kegiatan belajar dapat berupa kegiatan perorangan, pasangan, kelompok kecil, kelompok besar, dan secara klasikal. Pola interaksi yang bisa terjadi pada setiap jenis kegiatan tidak selalu sama. Jenis pola interaksi tersebut adalah:
a)      Pola interaksi perseorangan (pola INPERS)
b)      Pola interaksi pasangan (pola INPAS)
c)      Pola interaksi kelompok kecil (pola INKK)
d)      Pola interaksi kelompok besar (pola INKB)
e)      Pola interaksi klasikal (pola INKLAS)
Bila dilihat dari kegiatannya terdapat beberapa jenis yang dapat digunakan dikelas antara lain:
a)      Membaca
b)      Menggunakan lembar kerja
c)      Bercerita
d)      Berdialog/berdiskusi
e)      Mengadakan percobaan
f)       Mendengarkan kaset/radio
g)      Bernyanyi
h)      Mengamati lingkungan

3.    Bagaimana Mengelolah Kelas PKR Dengan Baik
Kelas PKR memerlukan perhatian yang lebih dari kelas biasa, karena karakteristik pembelajaran dalam PKR jauh lebih beragam daripada di kelas biasa. Tetapi tuntutan pedagogisnya sama yaitu iklim kelas yang perlu diciptakan harus memungkinkan murid dapat memanfaatkan waktu belajar secara efektif.
Untuk dapat menciptakan dan memelihara suasana kelas yang memungkinkan optimal kualitas pembelajarannya dan keterlibatan murid, perlu pengelolaan kelas yang baik. Keterampilan mengelolah kelas mencakup kemampuan guru untuk:
a.    Menciptakan dan Memelihara Situasi Kelas yang Optimal
Situasi kelas yang optimal ditandai oleh tingginya waktu yang digunakan untuk mendorong murid melakukan tugas-tugas dan waktu yang digunakan oleh murid untuk melibatkan diri dalam interaksi kelas. Untuk dapat menciptakan situasi tersebut guru sebaiknya terampil dalam:
1)      Menanggapi dengan penuh perhatian hal-hal yang mengganggu jalannya interaksi belajar-mengajar. Misalnya, bila ada murid yang bercerita sendiri.
2)      Memeratakan perhatian terhadap semua kelompok secara visual maupun verbal. Bicara dengan jelas sehingga semua murid bisa mendengarkan arahan dan pandangan guru kesemua murid.
3)      Memberikan penugasan kepada kelompok dengan jelas sehingga murid-murid memahami tugas dan peranan serta tanggungjawabnya dalam kegiatan belajar mengajar.
4)      Member teguran dengan arif bila melihat terjadinya perilaku menyimpang dari murid. Teguran yang kasar bukan saja tak efektif, tetapi dapat melukai perasaan murid.
5)      Memberikan penguatan verbal, gestural, kegiatan, kedekatan dan token sesuai dengan keperluan dan situasi secara wajar. Berikan pujian terhadap perilaku yang baik untuk mendorong munculnya perilaku baik lebih sering muncul.

b.    Mengendalikan Kondisi Belajar yang Optimal dan Mengatasi Perilaku Murid yang Menyimpang.
Bila ada murid yang berperilaku menyimpang janganlah dibiarkan, tetapi harus dikendalikan. Hakekat belajar adalah perubahan, maka bila anda melihat adanya perilaku menyimpang harus segera kita ubah menjadi perilaku yang baik.
Mengubah perilaku menyimpang dapat dilakukan dengan cara:
1)      Mengajarkan dan member contoh perilaku yang diinginkan.
2)      Menguatkan perilaku yang baik dengan pujian yang wajar
3)      Member hukuman dengan cara yang benar dan wajar terhadap perilaku menyimpang.
Dalam upaya mengatasi perilaku yang menyimpang ada sejumlah teknik yang dapat digunakan yaitu:
1)      Mengabaikan sementara yang direncanakan.
2)      Melakukan campur tangan dengan isyrat
3)      Mengawasi dari dekat.
4)      Menerima perasaan negative dari murid
5)      Mendorong murid mengungkapkan perasaannya.
6)      Menjauhkan benda-benda yang dapat mengganggu.
7)      Menghilangkan ketegangan dengan humor.
8)      Mengatasi penyebab gangguan.
9)      Membatasi secara fisik.
10)  Menjauhkan pengganggu.

C.   ANEKA MODEL INTERAKSI KELAS DALAM PKR
Kegiatan inti dalam PKR model 221, 222, dan 333 dengan jelas mempersyaratkan pemanfaatan aneka ragam proses belajar. Untuk itu setiap guru PKR perlu memahami dan dapat menerapkan aneka model pembelajaran. Dengan cara itu anda sebagai guru PKR akan lebih siap dan lebih percaya diri. Murid-murid akan merasa senang untuk mengikuti pelajaran kelas rangkap.
Salah satu unsur penting dalam pembelajaran dapat ditingkatkan melalui penerapan aneka model pembelajaran. Unsur penting kedua dalam pembelajaran efektif adalah luas dan bermaknanya keterlibatan murid dalam proses belajar. Untuk ini pun kita memerlukan penguasaan aneka pelajaran.
Baiklah marilah kita mengkaji ciri-ciri pokok pada setiap model dan keterlaksanaannya model tersebut dalam pembelajaran. Ada beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Format atau model pembelajaran tersebut antara lain adalah:
1.      Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS)
2.      Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS) yang meliputi:
a.       Olah Pikir Sejoli (OPS)
b.      Olah Pikir Berebut (OPB)
c.       Konsultasi Intra Kelompok (KIK)
d.      Tutorial Teman Sebaya (TTS)
e.       Tutorial Lintas Kelas (TLS)
f.        Diskusi Meja Bundar (DMB)
g.       Tugas Diskusi dan Resitasi (TDR)
h.      Aktivitas Tugas Tertutup (ATTu)
i.        Aktivitas Tugas Terbuka (ATTa)
Untuk masing-masing model akan disajikan urutan langkah-langkahnya dan saran penggunaan dalam PKR.
1.    Proses Belajar Arahan Sendiri (PBAS)
Langkah-langkah
Kategori Kegiatan
Bentuk Kegiatan
Penyelesaian
      ·   Menemukan informasi esensial
      ·   Membuat catatan tentang hal yang penting
      ·   Mengeksplorasikan ide pokok
Pemahaman
      ·   Melihat bahwa lebih awal
      ·   Meggunakan bahasa isyarat kontekstual
      ·   Mencari sumber bahan
Penguatan Ingatan
      ·   Mengkaji ulang bahan
      ·   Mengingat butir penting
      ·   Mengetes sendiri
      ·   Merancang cara belajar sendiri
Penjabaran Lanjutan
      ·   Bertanya pada diri sendiri
      ·   Membentuk citra sendiri
      ·   Menarik analogi dan metapora
Pengintegrasian
      ·   Mengungkapkan sendiri
      ·   Membuat ilustrasi atau diagram
      ·   Menggunakan banyak sumber
      ·   Mengaitkan dengan pengetahuan yang dimiliki
      ·   Menjawab permasalahan sendiri
Pemantauan
      ·   Mengecek apa yang telah dikuasai
      ·   Menyadari kekuatan dan kelemahan diri sendiri

Model ini digunakan sebagai model belajar mandiri. Belajar mandiri bisa dilakukan secara perorang atau kelompok. Belajar mandiri adalah mencari dan mengolah informasi atas dasar dorongan belajar dari dalam diri. Maksudnya murid tanpa menunggu datangnya tugas dari orang lain.
Peran guru dalam model ini benar-benar sebagai pengarah dan pemberi kemudahan dalam belajar bagi murid. Dalam hubungan ini guru bertugas memelihara kelangsungan belajar. Keberhasilan belajar sebagian besar terletak pada berhasil tidaknya PBAS dibiasakan di lingkungan sekolah.
2.    Proses Belajar Melalui Kerja Sama (PBMKS)
yang meliputi:
a.    Olah Pikir Sejoli (OPS)
Model ini mempunyai langkah-langkah pelaksanaan sebagai berikut;
Tahapan
Rincian Kegiatan
1
      ·   Murid menyimak pertanyaan yang diajukan oleh guru
2

      ·   Semua murid diberi kesempatan untuk memikirkan jawaban atas pertanyaan tersebut
3
      ·   Guru memberi isyarat agar murid secara berpasangan duduk untuk mendiskusikan jawaban yang telah dipikirkan sendiri dan merumuskan jawaban mereka.
4
      ·   Masing-masing pasangan dimint untuk menyampaikan jawabannya dalam diskusi kelas dengan bimbingan guru

Model ini memiliki ciri pada komunikasi banyak arah secara bertahap. Tahap pertama dan kedua mewadahi komunikasi satu arah yaitu guru-murid. Tahap ketiga mewadahi komunikasi timbal balik dalam kelompok kecil dua orang sebagai persiapan komunikasi banyak arah pada tahap keempat. Pada dasarnya model ini memiliki tujuan membina kerjasama dan komunikasi sosial. Dalam penggunaanya model ini guru berperan sebagai moderator, pengatur dan manager atau pengelola kelas.
b.    Olah Pikir Berebut (OPB)
Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
Tahapan
Rincian Kegiatan
1
      ·   Guru mengajukan pertanyaan yang meminta banyak jawaban
2
      ·   Murid secara perorangan berfikir dan selanjutnya memberi jawaban secara lisan

Model ini termasuk ke dalam proses mengemukakan pendapat yang dirangsang dengan pertanyaan menyebar dan memiliki kemungkinan banyak jawaban. Tujuan dari model ini adalah untuk melibatkan sebanyak mungkin murid dalam menggali jawaban dari murid, untuk mengemukakan pendapatnya. Peran guru yang utama adalah sebagai penanya, moderator dan manager kelas.
c.    Konsultasi Intra Kelompok (KIK)
Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
Tahapan
Langkah
1
      ·   Murid diminta menyiapkan alat tulis di tempat dan di atas meja masing-masing.
2
      ·   Satu orang untuk setiap kelompok diminta membacakan pertanyaan pertama dari beberapa pertanyaan yang telah disiapkan
3
      ·   Semua murid berusaha untuk menjawab pertanyaan dari buku yang tersedia atau dari hasil diskusi kelompok
4
      ·   Murid yang tidak bertugas membaca pertannyaan pada setiap kelompok ditugasi untuk mengecek apakah murid dalam kelompok lain mengerti maksud pertanyaan yang diberikan dan menyepakati jawaban yang diberikan.
5
      ·   Bila telah dicapai kesepakatan mengenai jawaban atau pertanyaan itu. Semua murid mengambil alat tulis dan menuliskan jawaban dengan kata-kata sendiri pada buku catatan masing-masing
6
      ·   Meneruskan kegiatan untuk pertanyaan ke 2 dan seterusnya sampai merata keseluruhan murid dalam masing-masing kelompok.

Tujuan model ini adalah untuk mengembangkan kemampuan dan kebiasaan saling membagi ide dan membuat kesempatan bersama mengenai suatu hal serta menuangkan hasil kesepakatan itu dengan bahasa sendiri. Model ini mungkin lebih cocok digunakan untuk kelas IV, V dan VI Sekolah Dasar
d.    Tutorial Teman Sebaya (TTS)
Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
Tahapan
Langkah
1
      ·   Pilihlah murid yang memiliki kemampuan di atas rata-rata
2
      ·   Berikan tugas khusus untuk membantu temannya dalam bidang tertentu
3
      ·   Guru selalu memantau proses saling membantu tersebut
4
      ·   .Berikan penguatan kepada kedua belah pihak agar murid yang membantu dan yang dibantu merasa senang

Model ini dirancang untuk mengembangkan sikap dan kebiasaan saling membantu antar teman sebaya. Hal yang perlu diperhatikan untuk keberhasilan program tutorial ini adalah sebagai berikut:
1.      Mulailah dengan tujuan yang jelas dan mudah dicapai.
2.      Jelaskan tujuan itu kepada seluruh murid
3.      Siapkan bahan dan sumber belajar yang memadai
4.      Gunakan cara yang praktis
5.      Hindari kegiatan yang bersifat mengulang yang telah dilakukan oleh guru
6.      Pusatkan kegiatan tutorial kepada keterampilan pikiran yang diminta di kelas.
7.      Berikan latihan singkat mengenai kegiatan yang akan dilakukan tutor
8.      Lakukan pemantauan terhadap proses belajar yang terjadi melalui tutorial

e.    Tutorial Lintas Kerja (TLK)
Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
Tahapan
Langkah
1
      ·   Pilihlah murid yang memiliki kemampuan di atas rata-rata
2
      ·   Berikan tugas khusus untuk membantu murid adik kelasnya
3
      ·   Guru selalu memantau proses saling membantu antara murid
4
      ·   .Berikan penguatan kepada kedua belah pihak agar murid yang membantu dan yang dibantu merasa senang

Model ini digunakan secara lintas kelas. Murid yang lebih tinggi dan mempunyai kepandaian ditugasi untuk membantu kelompok murid kelas dibawahnya. Misalnya murid kelas VI membantu murid kelas V atau kelas V.
f.     Diskusi Meja Bundar (DMB)
Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
Tahapan
Langkah
1
      ·   Murid dibagi kedalam kelompok kecil berjumlah 3-4 orang
2
      ·   Pelaksanaan diskusi kelompok murid
3
      ·   Pelaporan hasil diskusi murid

Model ini dirancang untuk membangun keterampilan mengemukakan ide secara tertulis melalui situasi kerja kelompok. Model ini hampir sama dengan model OPB, hanya dalam model OPB jawaban murid disampaikan secara lisan. Penggunaan model ini lebih tepat di kelas IV keatas.
g.    Tugas Diskusi Resitasi (TDR)
Model ini memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
Tahapan
Langkah
1
      ·   Pemberian tugas dari guru
2
      ·   Pelaksanaan diskusi kelompok murid
3
      ·   Pelaporan hasil diskusi murid

Model TDR ini merupakan kombinasi dari metode pemberian tugas dan diskusi. Metode ini cocok digunakan di kelas IV ke atas. Tujuan model ini mengembangkan keterampilan akademis yang digapai melalui situasi kerja sama. Dalam model ini guru berperan sebagai manager kelas dan nara sumber.
h.    Aktifitas Tugas Tertutup (ATTu) dan Aktivitas Tugas Terbuka (ATTa)
Model ATTu dan ATTa, tidak memiliki langkah-langkah khusus, karena itu berlaku prosedur pemberian tugas biasa. Yang menjadi ciri khas dalam kedua model ini ialah dalam sifat tugasnya. Tugas tertutup berbentuk tugas yang hanya memerlukan satu jawaban yang benar. Sedang tugas terbuka berbentuk tugas yang menuntut hasil yang beraneka ragam, misalnya membuat karangan.
Model ini dapat digunakan untuk berbagai bidang studi. Dalam kelas PKR model ini lebih tepat digunakan di kelas IV ke atas. Peran guru adalah sebagai narasumber dan manager kelas. Tujuan dari model ini adalah melatih keterampilan berpikir kognitif dan komunikasi secara tertulis.
Daftar Pustaka
Susilowati, dkk. Pembelajaran Kelas Rangkap (Bahan Ajar Cetak). Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar